Terima kasih atas beberapa penjelasan Anda terkait mengapa al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab dan mengapa shalat dikerjakan dengan bahasa Arab. Pertanyaan saya, menukil dari ucapan sebagian ulama Islam yang menyatakan bahwa bahasa percakapan yang digunakan oleh penduduk surga adalah bahasa Arab? Lalu bagaimana masalah ini dapat dipecahkan mengingat tipologi bahasa adalah tipologi materi, sementara di surga segala sesuatunya adalah non materi?

Dengan
Nama-Nya yang Maha Tinggi


Pengguna Site Tanya Islam Yang Budiman, 


Pada
beberapa ayat al-Qur’an dijelaskan tentang percakapan penduduk surga, seperti ucapan
salam di antara mereka yang dijelaskan berikut ini sebagai contoh:

1.   
Doa mereka dalam surga itu ialah Subhânakallâhumma, salam penghormatan mereka ialah
Salâm, dan penutup doa mereka ialah
al-Hamdu lillâhi rabbil ‘âlamîn.

(Qs. Yunus [10]:10)[1]

2.   
Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh dimasukkan
ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di
dalamnya dengan seizin Tuhan mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam surga itu
ialah salam sejahtera.
(Qs. Ibrahim [14]:23)[2]

3.   
Salam penghormatan mereka (orang-orang mukmin itu) pada
hari mereka menemui-Nya ialah salam; dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi
mereka.
(Qs. Al-Ahzab [33]:44)[3]

 

Dengan demikian, dalam pandangan
al-Qur’an inti percakapan sesama penduduk surga merupakan suatu hal yang pasti.
Akan tetapi, mengenai bagaimana bentuk obrolan dan percakapan ini dapat
dikatakan bahwa obrolan sesama mereka sebagaimana dengan obrolan keseharian
kita di dunia, karena ma’ad jasmani sejalan dengan banyak ayat al-Qur’an dan
riwayat. Sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an tentang buah-buahan, pepohonan
dan pelbagai kenikmatan yang diperoleh oleh penduduk surga dengan badan
materialnya. Atas dasar ini, dapat dikatakan bahwa
ucapan mengenai surga itu non-materi boleh jadi tidak benar adanya. Bahkan
meskipun diyakini bahwa ma âd dan surga itu non-materi dan sifatnya spiritual
maka tidak menjadi problem bagi penduduk surga dalam menggunakan bahasa yang
umum dipakai. Dalam hal ini,
tidak terdapat perbedaan antar
bahasa-bahasa yang digunakan; karena sebagaimana ada kemungkinan bahwa Allah
Swt (yang pasti non-material) menurunkan al-Qur’an kepada Jibril (yang
merupakan malaikat dan non-material) supaya Jibril menyampaikan wahyu tersebut
kepada Rasulullah Saw (yang material).[4] 


Dalam percakapan sesama penduduk
surga yang diasumsikan non-materi dengan bahasa ini juga tidak akan memunculkan
problem dan Allah Swt menganugerahkan kekuatan ini kepada penduduk surga.
Karena itu, Anda lihat bahwa dalam percakapan antara entitas non-material dan
non-material lainya dengan menggunakan bahasa Arab atau dengan bahasa apa pun
sama sekali tidak bermasalah. [iQuest]

 

Sumber: Islam Quest



1. “دَعْواهُمْ
فيها سُبْحانَكَ اللَّهُمَّ وَ تَحِيَّتُهُمْ فيها سَلامٌ وَ آخِرُ دَعْواهُمْ
أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعالَمينَ

2.  “وَ أُدْخِلَ الَّذينَ
آمَنُوا وَ عَمِلُوا الصَّالِحاتِ جَنَّاتٍ تَجْري مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهارُ
خالِدينَ فيها بِإِذْنِ رَبِّهِمْ تَحِيَّتُهُمْ فيها سَلامٌ

3.   “تَحِيَّتُهُمْ يَوْمَ
يَلْقَوْنَهُ سَلامٌ وَ أَعَدَّ لَهُمْ أَجْراً كَريماً

4.  Karena kita yakin bahwa al-Qur’an yang kini
berada di tangan kita, wujud literal (lafzi) dan wujud redaksionalnya (katbi)
adalah al-Qur’an maknun yang ada di sisi Tuhan. Dan lafaz-lafaznya
adalah lafaz-lafaza yang disampaikan Tuhan kepada Jibril. Dan Jibril
lafaz-lafaz itu yang diteruskan dan diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Untuk
telaah lebih jauh terkait dengan beberapa tingkatan pewahyuan al-Qur’an,
silahkan lihat indeks: Pewahyuan al-Qur’an, Beberapa Tingkatan Pewahyuan dan
Falsafah Mengapa Al-Qur’an diturunkan secara Gradual, Pertanyaan 4595 (Site:
5086).

 

 

 

© 2025 Tanya Islam. All Rights Reserved.