Bagaimanakah kondisi manusia di surga? Apakah dengan badan duniawi manusia akan memasuki surga? Atau hanya ruh yang dapat menempati surga?

                                  <div style="text-align: center;"><b><font face="Lucida Sans" size="3">Dengan Nama-Nya Yang Mahatinggi</font></b></div><div style="text-align: center;"><b><font face="Lucida Sans" size="3"><br></font></b></div><div><b><font face="Lucida Sans" size="3">Pengguna Site Tanya Islam Yang Budiman, </font></b></div><div><p class="MsoNormal" dir="LTR" style="text-align:justify;line-height:150%"><span lang="IN" style="color: black;"><font face="Lucida Sans" size="3">Apa yang pasti dan niscaya adalah bahwa hari

kebangkitan dan kiamat sebagaimana masalah ketuhanan merupakan keyakinan
bersama para pemeluk agama dan mazhab.[1]
Karena itu orang-orang yang meyakini adanya Mabda (Sosok Yang Menciptakan) yang
bijak – meski tidak mengikut mazhab tertentu – melalui nurani batin dan
fitrahnya mengakui keyakinan umum tentang adanya hari kebangkitan. Perbedaan
mereka terletak pada bagaimana proses terjadinya hari kebangkitan (ma’âd)
tersebut.

Apakah yang akan terjadi kelak itu adalah kebangkitan (ma’âd) ruhani? Apabila yang kelak akan terjadi adalah kebangkitan jasmani apakah badan ukhrawi manusia persis sama dengan badan natural yang digunakan ketika manusia hidup di dunia? Atau menggunakan badan yang lebih subtil yang disebut sebagai badan imaginal atau barzakhi?

Berangkat dari beberapa pertanyaan di atas, kami akan jelaskan secara ringkas pendapat  ulama kemudian mengemukakan pendapat masyhur dalam masalah ini:[2]

Meski terdapat selaksa dalil akal yang menunjukkan tentang kemestian terjadinya hari kebangkitan dan adanya dunia lain selain kehidupan dunia ini, namun bagaimana dan proses terjadinya hari kebangkitan, apakah yang akan terjadi kelak itu adalah kebangkitan (ma’âd) ruhani atau ruhani dan jasmani? Apakah dengan menerima kebangkitan jasmani, apakah jasmani yang dimaksud adalah jasmani material dan bendawi ataukah jasmani imaginal dan barzakhi? Tidak termasuk wilayah akal untuk menjawabnya. Masalah ini bukanlah masalah yang dapat didemonstrasikan dan ditetapkan melalui argume-argumen rasional; karena itu filosof besar seperti Ibnu Sina berkata, “Harap diketahui bahwa sebagian hari kebangkitan dinukil dari riwayat-riwayat dan syariat menerima hal tersebut serta jalan untuk menetapkannya hanya melalui syariat dan membenarkan nabi. Hal itu berkaitan dengan hidupnya badan,  sehingga kita harus menerima proses kebangkitan jasmani dan hal-hal detil yang berkaitan dengannya dengan dalil syariat dan laporan-laporan wahyu; karena kriteria yang disebutkan lebih meyakinkan dan lebih sempurna yang dapat digunakan manusia untuk memperoleh hakikat-hakikat yang lebih meyakinkan.[3]

Karena itu mesti kiranya kita merujuk pada ayat-ayat al-Quran dan riwayat-riwayat terkait dengan bagaimana proses terjadinya hari kebangkitan.

Al-Quran dan Ma’âd Jasmani

Ayat-ayat al-Quran dengan baik menunjukkan bahwa hari kebangkitan manusia di hari Kiamat tidak hanya ruhani melainkan mencakup keduanya; ma’âd ruhani dan ma’âd jasmani. Demikian juga jasmani yang terkandung ruh di dalamnya adalah jasmani yang memiliki elemen dan unsur duniawi.

Terdapat banyak ayat yang menunjukkan hal ini dalam al-Quran dan untuk menghemat waktu kami hanya akan menyebutkan beberapa contoh sebagai berikut:

Dari ucapan Imam Ali As dalam Nahj al-Balâghah juga dapat dipahami bahwa ma’âd yang akan dijalani manusia adalah ma’âd dengan badan naturalnya. Imam Ali As dalam hal ini bersabda, “Ketahuilah tahu bahwa kulit ini tak mampu menanggung api (neraka). Maka kasihanilah diri Anda karena Anda telah mencobanya dalam hukuman di dunia ini.”[10] Atau pada tempat lain, beliau bersabda, “Mereka saling berlomba dan maju berkelompok-kelompok ke tujuan dan tempat pertemuan akhir kematian, ketika urusan tertutup, dunia mati dan kebangkitan (kiamat) mendekat. Allah akan mengambil mereka dari sudut-sudut kubur, sarang-sarang burung, liang-liang binatang dan pusat-pusat kematian. Mereka bergegas memenuhi perintah-Nya dan bergegas ke tempat yang telah ditetapkan untuk tempat kembalinya yang terakhir, kelompok demi kelompok, diam, berdiri, dan berbaris-baris. Mereka berada dalam pandangan Allah Yang Maha Melihat dan akan mendengar yang memanggilnya.”[11] Imam Ali As pada tempat lain bersabda, “la akan mengeluarkan setiap orang yang ada di dalamnya. la akan menyegarkan mereka setelah mereka keletihan, dan mengumpulkan mereka setelah mereka terpisah. Kemudian la akan memisahkan mereka untuk ditanyai tentang perbuatan-perbuatan yang tersembunyi dan tindakan-tindakan rahasia. Lalu la akan membagi mereka menjadi dua kelompok, mengganjari yang satu dan menghukum yang lain.”[12]

Kesimpulan:  Pendapat masyhur di kalangan para teolog, filosof dan ulama buah dari eksplorasi ayat-ayat dan riwayat-riwayat adalah bahwa ma’âd yang akan dijalani manusia di hari kiamat adalah ma’âd jasmani. [Tanya Islam.Net]

 Diadaptasi dari Islam Quest


[1]. Untuk telaah lebih jauh dalam hal ini Anda dapat menelaah jawaban No. 1916 (Site: 1917) Indeks: Ma’âd Jasmani menurut Perspektif Ahlukitab).  

[2]. Mulla Sadra, Mabdâ wa Ma’âd, Ahmad bin Muhammad al-Husaini Ardekani, Abdullah Nurani, hal. 433-436, Markaz Nasyr Danesygahi, Teheran, 1362; Ja’far Subhani, Ilahiyyât wa Ma’ârif Islâmi, hal. 290-297, Intisyarat Syafaq, Qum, Cetakan Kedua, 1379 S.

[3]. Abu Ali Sina, Ilahiyyât Syifâ, Hasan Hasan Zadeh Amuli, Maqalah 9, hal. 460, Intisyarat Daftar Tablighat Islami Qum, Cetakan Pertama, 1376 S.  

[4] . (Qs. Yasin [36]:79)

“قُلْ يُحْييهَا الَّذي أَنْشَأَها أَوَّلَ مَرَّةٍ وَ هُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَليم”‏.

[5].   (Qs. Al-Qiyamah [79]:3-4)

“أَ يَحْسَبُ الْإِنْسانُ أَلَّنْ نَجْمَعَ عِظامَهُ * بَلى‏ قادِرينَ عَلى‏ أَنْ نُسَوِّيَ بَنانَه‏”.

[6].  (Qs. Al-Adiyat [100]:9)

“أَفَلا يَعْلَمُ إِذا بُعْثِرَ ما فِي الْقُبُور”.

[7]. (Qs. Yasin [36]:51)

“وَ نُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذا هُمْ مِنَ الْأَجْداثِ إِلى‏ رَبِّهِمْ يَنْسِلُون‏”.

[8]. Ataukah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya? Ia berkata, “Bagaimana mungkin Allah akan menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?” Maka Allah mematikan orang itu selama seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya, “Berapa lama kamu tinggal di sini?” Ia menjawab, “Saya telah tinggal di sini sehari atau setengah hari.” Allah berfirman, “Sebenarnya kamu telah tinggal di sini selama seratus tahun lamanya. Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah (dengan berlalunya masa itu). Dan lihatlah keledaimu (yang telah hancur menjadi tulang-belulang). Kami akan menjadikanmu sebagai tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Dan lihatlah kepada tulang-belulang keledai itu bagimana Kami menyusunnya kembali, lalu Kami membalutnya dengan daging.” Maka, tatkala telah nyata baginya (bagaimana Allah menghidupkan segala yang telah mati), ia pun berkata, “Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Qs. Al-Baqarah [2]:259)

[9]. “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhan-ku, perlihatkanlah padaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum yakinkah engkau?” Ibrahim menjawab, “Aku telah meyakininya, akan tetapi supaya hatiku tetap mantap.” Allah berfirman, “Ambillah empat ekor burung, lalu cingcanglah. Kemudian, letakkanlah di atas setiap bukit satu bagian dari bagian-bagian daging burung itu, lalu panggillah mereka, niscaya burung-burung itu akan datang kepadamu dengan segera.” Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(Qs. Al-Baqarah [2]:260)  

[10]. Abdul Majid Ma’adikha, Khursyid Bi Ghurûb Nahj al-Balâghah, Khutbah 182, hal. 218, Nasyr Dzarrah, Cetakan Pertama, 1373 S.  

[11]. Ibid, Khutbah 82, hal. 80.

[12]. Ibid, Khutbah 108, hal.. 125.  

[13]. “Dan (memperoleh) buah-buahan dari (macam-macam) yang mereka ingini.” (Qs. Al-Mursalat [77]:42); “Lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma dan anggur; di dalam kebun-kebun itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak dan sebagian dari buah-buahan itu kamu makan.” (Qs. Al-Mukminun [23]:19); “Di dalam surga-surga yang penuh nikmat.” (Qs. Al-Shaffat [37]:43); “Di dalamnya mereka dapat meminta segala macam buah-buahan nan hidup dengan aman (dari segala kekhawatiran).” (Qs. Al-Dukhan [44]:55) dan lain sebagianya.  

[14]. Dan daging burung dari jenis yang mereka inginkan.” (Qs. Al-Waqiat [56]:21); Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini.” (Qs. Al-Thur [52]:22) dan lain sebagainya.

[15].  “Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam kamar-kamar surga.” (Qs. Al-Rahman [55]:72); “Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli.” (Qs. Al-Waqiat [56]:22) 

© 2024 Tanya Islam. All Rights Reserved.