Kata umur secara leksikal bermakna hidup, masa hidup, kekal dan ekstensi waktu
“Hai manusia, jika kamu ragu tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sebagiannya berbentuk dan sebagian yang lain tidak berbentuk, agar Kami jelaskan kepadamu (bahwa Kami Maha Kuasa atas segala sesuatu), dan Kami tetapkan dalam rahim (ibu) janin yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, supaya (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang dahulunya telah ia ketahui. Dan (dari sisi lain) kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, bumi itu hidup dan tumbuh subur dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” (Qs al-Hajj [23]:5)
Adapun terkait dengan hakikat umur harus dikatakan bahwa umur adalah ajal itu sendiri, kesempatan dan satuan waktu yang dianugerahkan Tuhan kepada seluruh makhluk, khususnya manusia di dunia ini. Dengan kata lain, masa perhentian manusia di dunia ini yang telah ditetapkan dalam ilmu Ilahi disebut sebagai umur.
Namun sehubungan dengan panjang atau pendeknya umur harap diperhatikan bahwa apabila maksudnya adalah mengapa Tuhan menentukan umur tertentu bagi siapa pun dan mengapa ada sebagian manusia yang berumur panjang dan sebagian lainnya berumur pendek? Maka jawabannya pengetahuan tentang panjang dan pendeknya usia manusia tidak dimiliki oleh manusia. Artinya adalah bahwa mengenal sebab akurat mengapa ada usia yang lebih panjang dan ada umur yang lebih pendek berada di atas cakupan ilmu manusia.
Namun yang pasti menjalankan sebagian tips medis dan hal-hal natural demikian juga faktor-faktor spiritual dan non-natural tentunya akan memberi pengaruh atas panjang dan pendeknya usia manusia. Atas dasar itu dan berdasarkan ayat-ayat al-Quran meyakini bahwa makhluk-makhluk khususnya manusia memiliki dua ajal; pertama ajal musamma (ajal yang ditentukan) dan ajar mua’llaq (ajal yang bersyarat). [iQuest]