Sebab (asbāb al-nuzul) atau kondisi pewahyuan (sya’n al-nuzul): Sehubungan dengan sebab diturunkannya surah al-Rahman para ahli tafsir al-Quran mengatakan, “Lantaran orang-orang Quraisy jarang mendengar nama Rahman, tatkala ayat 60 surah al-Furqan (25) “Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Sujudlah kamu sekalian kepada Yang Maha Penyayang”, diturunkan kepada Rasulullah Saw, orang-orang Quraisy berkata, “Siapakah yang Maha Penyayang itu?” maka Allah Swt kemudian menurunkan surah al-Rahman untuk menjawab pertanyaan mereka.[1] Meski demikian, dalam sebuah riwayat dari Imam Shadiq As disebutkan bahwa “Surah al-Rahman semenjak awal hingga akhirnya diturunkan berbicara tentang kami (Ahlulbait).[2]
Sebab penamaan: Surah al-Rahman diturunkan di Mekkah (Makkiyah) dan terdiri dari 78 ayat. Mengingat surah ini menjelaskan pelbagai jenis nikmat dan anugerah besar Ilahi maka surah ini dimulai dengan nama suci “Rahman” yang merupakan sebuah artian simbolik atas rahmat-Nya yang mahaluas; lantaran apabila bukan karena sifat rahmaniyah Ilahi, maka anugerah dan karunia-Nya tidak akan sedemikian luas bagi kawan (Mukmin) dan lawan (kafir).
Kandungan: Surah al-Rahman ini secara umum menjelaskan tentang beragam nikmat “spiritual” dan “material” Allah Swt yang diberikan kepada para hamba-Nya dan menenggalamkan mereka dalam samudera nikmat tersebut; karena itu surah ini dimulai dengan nama penuh berkah “rahman” yang berbicara tentang rahmat Ilahi yang mahaluas dan berakhir dengan nama jalāl dan ikrām Ilahi, “Maha Agung nama Tuhan-mu yang mempunyai kebesaran dan karunia.” (Qs. Al-Rahman [55]:78) Dalam surah ini, redaksi retoris ayat, “Maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan?” disebutkan sebanyak 31 kali dimana dengan perantara ayat ini Allah Swt sejatinya tengah mengambil pengakuan atas segala nikmat yang telah diberikan kepada para hamba-Nya. Karena itu, dari satu sudut pandang keseluruhan surah berbicara tentang nikmat-nikmat dan karunia-karunia Ilahi, namun dari sisi pandang yang lain kandungannya dapat dibagi menjadi beberapa bagian sebagaimana berikut:
Bagian pertama yang merupakan pendahuluan dan mukaddimah surah berbicara tentang anugerah-anugerah besar penciptaan, pendidikan dan pengajaran, perhitungan dan timbangan amal, media-media kesejahteraan manusia, makanan-makanan spiritual dan material manusia.
Bagian kedua adalah penjelasan bagaimana proses penciptaan manusia dan jin.
Bagian ketiga menjelaskan ihwal ayat-ayat dan tanda-tanda Allah Swt di muka bumi dan di langit.
Bagian keempat dijelaskan tentang nikmat-nikmat yang diperoleh di alam lain yang berbicara dengan ketelitian dan sublimitas khusus tentang nikmat-nikmat surgawi seperti taman-taman, mata air-mata air, buah-buahan, para istri yang jelita da setia, jenis pakaian-pakaian.
Bagian kelima surah ini menyinggung tentang nasib yang menimpa para pendosa dan sebagian hukuman pedih yang mereka terima.
Patut untuk diperhatikan bahwa mengingat asas surah ini adalah menjelaskan rahmat Ilahi oleh itu bagian yang berhubungan dengan hukuman pedih yang menimpa para pendosa tidak dijelaskan secara panjang lebar, namun sebaliknya, anugerah-anugerah surga diurai secara panjang lebar.[3] [iQuest]
[1] Bahrani, Sayid Hasyim, al-Burhan fi Tafsir al-Qur’ān, jil. 3, hal. 280, Bunyad Bi’tsat, Tehran, 1416 H.
[2] Ibid, jil. 5, hal. 230.
[3] Silahkan lihat, Makarim Syirazi, Nasir, Tafsir Nemuneh, jil. 23, hal. 91-92, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Tehran, 1374 S.