Idgham dalam ilmu Tajwid bermakna menggabungkan atau meleburkan dua huruf satu sama lain sehingga menjadi satu huruf.
[1]Dalam masalah ini, sebagian pembahasan idgham berkaitan dengan huruf nun atau tanwin di akhir kata yang harus digabungkan dengan huruf awal setelahnya.
Dalam berhadapan dengan huruf (
yarmalun), tatkala huruf nun sukun atau tanwin digabungkan (idgham) dengan huruf
ya, mim, waw, dan
nun maka idgham ini disebut sebagai
idgham bighunna (atau sering disebut
idgham ma’al ghunnah) artinya huruf yang telah diidgham yang keluar dari hidung (berdengung) dan diucapkan dengan sedikit panjang (sekitar dua harakat), namun apabila nun atau tanwin diidgham dengan huruf
ra atau
lam maka idgham ini disebut sebagai
idgham bela ghunnah.
[2]Cara membaca
idgham bighunnah adalah dengan meleburkan
نْ atau
ــًــ, ــٍــ, ــٌــ menjadi suara huruf di depannya
ی ـ و ـ ن ـ م, atau keempat huruf tersebut seolah diberi tanda tasydid, diiring dengan menggunakan suara dengung sekitar 2 harakat
.Karena itu, redaksi ayat yang menyebutkan “man ma’ahu”
[3]«مَنْ مَعَهُ» adalah salah satu contoh
idgham bighunnah dan ayat seperti “man la yu’minu bihi”
«مَنْ لَا یُؤْمِنُ بِهِ»[4] adalah contoh
idgham bila ghunna.
[1] Muhammad bin Muhammad Jarzi,
al-Tamhid fi ‘Ilm al-Tajwid, jil. 1, hal. 55, Riyadh, Maktabah al-Ma’arif, Cetakan Pertama, 1405 H; Silahkan lihat, Memperhatikan Tajwid dalam Membaca, Pertanyaan 3634.
[3] (Qs. al-A’raf [7]:131)