Dengan Nama-Nya Yang Mahatinggi
Pengguna situs Tanya Islam yang budiman:
Selama di Mekkah, Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya mendapatkan gangguan, siksaan dan ancaman. Secara umum kaum Muslimin harus menghadapi kondisi yang sangat pelik dan sulit. Pada tahun kesepuluh bi’tsat, tidak lama setelah keluarnya Bani Hasyim dari Sy’ib, Abu Thalib[1] dan Khadijah[2] berpulang ke rahmatullah dan setelah itu tekanan pihak Quraisy kepada kaum Muslimin semakin bertambah.
Dari satu sisi, salah satu metode tabligh Rasulullah Saw adalah menyebarkan agama di daerah-daerah dan kabilah-kabilah lainnya. Dengan tujuan ini, Rasulullah Saw juga mengunjungi kota Thaif.[3]
Salah satu tempat yang menarik perhatian khusus Nabi Muhammad Saw dalam penyebaran agama Islam adalah kota Yatsrib. Kemudian, Nabi Saw mengajak enam orang dari kota ini di Aqabah Mekkah untuk masuk Islam dan meminta mereka supaya menolong Nabi Saw. Enam orang ini menerima ajakan itu dan menyatakan bersedia menolong Nabi Muhammad Saw.
Pada akhirnya dan setelah Aqabah pertama dan kedua serta pengiriman mubaligh ke Madinah suasana dan sitausi di Madinah siap untuk menyambut kedatangan Rasulllah Saw.[4]
Karena itu alasan hijrah Nabi Saw ke Madinah dapat disimpulkan dalam beberapa poin berikut ini:
Sumber: Islam Quest
[1] Ibnu Syahr Asyub Mazandarani, Manaqib Alu Abi Thalib Alaihis Salam, jil. 1, hal. 174, Qum, Allamah, Cetakan Pertama, 1379 S.
[2] Ibnu Abdul Barr, Yusuf bin Abdullah, al-Isti’ab fi Ma’rifat al-Ashhab, Riset oleh al-Jabawi, Ali Muhammad, jil. 4, hal. 1825, Beirut, Dar al-Jail, Cetakan Pertama, 1412 H.
[3] Muqaddasi, Muthahhar bin Thahir, al-Bada wa al-Tarikh, jil. 4, hal. 154-155, Bur Sa’id, Maktabah al-Tsaqafah al-Diniyah, Tanpa Tahun.
[4] Untuk keterangan lebih jauh silahkan lihat, 55711, Baiat Penduduk Madinah kepada Nabi Muhammad Saw dalam Aqabah Pertama dan Kedua.
[5] Amin Amili, Sayid Muhsin, Sirah Ma’shuman (terjemahan A’yan Syiah), Penj. Hujjati Kermani, Ali, jil. 1, hal. 78, Surusy, Cetakan Kedua, 1376 S.
[6] “Dan (ingatlah) ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya untuk menangkap dan memenjarakanmu, membunuhmu, atau
mengusirmu (dari Mekah). Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.”. (Qs. al-Anfal [8]:30)