Apakah Tuhan juga terpengaruh oleh hukum-hukum natural?

Allah Swt adalah penetap seluruh hukum natural dan secara esensial tidak berada di bawah kendali apa dan siapa pun. Segala sesuatu berjalan dan terlaksana sesuai dengan kehendak-Nya berdasarkan pada sebab-sebabnya.

Di samping itu, tidak berlakunya sebuah hukum pada dunia yang lebih di bawah yang dilakukan oleh kekuatan yang lebih di atasnya merupakan satu hukum tipikal Ilahi dan merupakan sesuatu yang dapat terlaksana. Hukum seperti ini galibnya disebut sebagai mukjizat.

Hal ini tidak terkhusus pada masa para nabi melainkan dapat terjadi pada setiap masa, meski hanya sebagian orang saja yang dapat melakukan hal itu.

Mungkin ada benarnya kiranya seseorang berkata bahwa ilmu yang terbatas pada setiap masa, dalam pelbagai definisinya yang diterima, tidak mendukung sihir dan magik. Namun yang lebih tepat adalah berkata bahwa para pemilik ilmu (mukjizat) ini, pada sebagian waktu, selain definisi-definisi yang telah diterima, memandang sihir dan magik sebagai dusta dan khurafat.

Sebagaimana alam-alam penciptaan memiliki tingkatan perbuatan-perbuatan Allah Swt juga demikian adanya. Sebagian dari tingkatan ini berkuasa dan superlatif atas tingkatan-tingkatan lainnya. Tingkatan superlatif ini dapat menguasai dan membatalkan hukum-hukum yang berlaku padanya.

Pelanggaran aturan pada dunia-dunia yang lebih di bawah oleh kekuatan yang lebih besar dari dunia yang di atasnya merupakan sebuah aturan tipikal Ilahi dan sebuah perkara yang terjadi tidak senantiasa berlaku secara kasat mata. Dan para nabi hanya mengetahui kaidah-kaidah ini dan berdasarkan izin Allah Swt menampakkan sebagian darinya sedemikian sehingga tampak sebuah perbuatan adikodrati (ekstra ordinari);. perbuatan superlatif. Dan bersikeras menolak setiap fenomena superlatif dan lebih unggul dari ilmu-ilmu material dan empirikal kemudian menyebutnya sebagai sihir merupakan tindakan yang tidak tepat dan mengandung muatan negatif.

Sebagai contoh bahwa dunia materi juga sebagian hukum-hukum natural didominasi oleh kekuatan superlatif yang lebih besar dan berkuasa atasnya. Kekuatan superlatif tersebut boleh jadi berbuat yang berbeda sebagaimana biasanya dan menampakkan tipologi yang lain sebagaimana seharusnya. Meski boleh jadi kondisi seperti ini dipandang sebagai sebuah sihir karena ketidaktahuan terhadap proses terjadinya. Tapi bukankah pelbagai ketidaktahuan ini tidak akan pernah habis.

Ada baiknya kita berkata bahwa terlepas dari pelbagai mukjizat yang didemonstrasikan para nabi sepanjang sejarah senantiasa terdapat beberapa fenomena yang terjadi yang tidak dapat diketahui masa sekarang ini dan mengikut hukum-hukum yang berada di atas hukum-hukum natural.

Hal ini sangat penting untuk diketahui bahwa seluruh tingkatan alam tidak bekerja di bawah satu tingkatan dari hukum-hukum atas ilmu dewasa ini dan ketelitian ilmu-ilmu material tidak hanya mampu menetapkan adanya hukum-hukum superlatif ini, bahkan setiap hari semakin mengetahui bahwa ilmu material tidak dapat digunakan untuk menganalisa seluruh realitas alam semesta dengan pengetahuan-pengetahuan terbatas yang dimiliki manusia.

© 2024 Tanya Islam. All Rights Reserved.